Hukum Puasa Nisfu Sya’ban

BibitSaputra.com – Pagi tadi saya mendapatkan beberapa broadcase message (BC) di BBM saya yang intinya menjelaskan keutamaan berpuasa di bulan Syaban yang akan datang beberapa hari lagi.

Menariknya, di BC tersebut dicantumkan pula hadits mengenai keutamaan puasa bulan Sya’ban (Jawa: Sasi Saban). Selain keutamaan, tidak disebut hukum puasa bulan Saban ini, apakah sunnah ataukah wajib?

Yang jelas tidak wajib atau harus dilaksanakan. Daripada bingung, saya kutipkan beberapa hadis yang mungkin bisa mencerahkan.

Keutamaan Nifsu Syaban

Keutamaan Nifsu Syaban

Seperti diriwayatkan Abu Daud, “Sesungguhnya Nabi sallallahu alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa sebulan penuh dalam setahun kecuali pada bulan Sya’ban dilanjutkan ke Ramadhan.” (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam shahih Abu Daud, no. 2048).

Kemudian, Hadits Riwayat Muslim menjelaskan, yang artinya:

“Beliau biasanya berpuasa sampai kami mengatakan sungguh telah berpuasa (terus). Dan beliau berbuka sampai kami mengatakan sungguh beliau telah berbuka. Dan aku tidak melihat beliau   berpuasa  yang lebih banyak dibandingkan pada bulan Sya’ban. Biasanya beliau berpuasa pada bulan Sya’ban semuanya, dan biasanya beliau berpuasa pada bulan sya’ban kecuali sedikit.”

Dari dua hadits di atas, maka muncul dua kesimpulan pula. (1) Nabi Muhammad SAW berpuasa penuh, dan (2) Nabi SAW berpuasa di bulan Sya’ban dan hanya sedikit yang tidak menjalankan puasa, artinya tidak selama sebulan penuh, menurut pengertian saya pribadi.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa hukum puasa nifsu syaban ialah boleh dikerjakan dan bukan perkara wajib. Hanya Alloh yang tahu, Wallohua’lam